viewer

Selasa, 10 Juli 2012

arti sebuah religiusitas: seorang Pencari

saat tadi saya sedang mandi, sebuah topik renungan melompat dari kepala saya, apa arti religiusitas? lebih spesifiknya, apa arti Tuhan dan keTuhanan? hmmmmm... sebenarnya, topik ini bukanlah sesuatu yang baru buat saya, karena sudah lebih dari sekali saya memikirkannya. berkali-kali. berpuluh-puluh kali, berdebat dengan diri sendiri hingga akhirnya saya kelelahan dan mengendapkan pertanyaan itu ke dasar pemikiran saya, yang entah oleh sebab apa terpercik keluar lagi tadi.
Religiusitas. Tuhan. dan keTuhanan. karena saya juga baru memikirkan poin ke tiga barusan, maka saya memutuskan untuk merenungkannya nanti lebih dulu untuk nanti baru saya tuangkan ke dalam tulisan. religiusitas. berbicara tentang satu kata ini, saya teringat perdebatan saya dengan seorang dosen di dalam kelas. beliau menanyakan: apa arti religiusitas ketika seseorang tidak ingin menolong orang yang sedang kesusahan? misalnya seperti membantu seseorang menurunkan kopernya dari loker di pesawat (contoh sebuah situasi teman dosen saya ini, yang bersaksi bahwa yang paling cepat berinisiatif membantu seseorang menurunkan bagasinya, dimana dia bule non muslim yang berada di "kawasan" mayoritas muslim). tentu saja saya menjawab bahwa hal seperti itu (moralitas) merupakan tanggung jawab masing masing individu. " ya, "jawab dosen saya lagi. "lalu lantas apa religiusitas itu, tepatnya?" sebagian hati kecil saya ingin membenarkan sudut pandang dosen saya, tetapi tentu saja, sebagian lain, si pembela ego kaum sesama, menolak mentah-mentah. secara tidak langsung, mungkin bisa dikatakan seperti ini, " untuk apa kalian, umat muslim, melakukan sembahyang puasa dan lain-lain jika pada akhirnya hanya sebatas itu saja? apa arti ketaatan itu bila tidak diimbangi dengan cinta dan sayang terhadap sesama? " saya sedih, jujur saya sedih. saya sedih untuk banyak hal. saya sedih untuk saya yang tak punya hak membantah argumen dosen saya. saya sedih saya tidak bisa mengatakan, "anda salah, pak. agama adalah sesuatu yang indah! karena nafas dari agama saya adalah penghormatan kepada ke dua orang tua, kasih sayang terhadap sesama, kejujuran, dan nilai-nilai kemuliaan. anda salah bila berpikir kami orang picik yang hanya mampu menggerakkan tubuh kami untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, kami pun mengerti betapa pentingnya kedekatan terhadap sesama.." benar, saya bisa saja tetap ngotot mengatakan argumen saya, tapi lantas, apa artinya? semuanya terasa semu dan hambar karena saya juga lebih dari tahu bahwa di dunia nyata, prinsip aku-aku, kamu-kamu sangat kuat membelenggu tiap insan, meski ada sekelumit pengecualian. tapi tetap, saya belum berhak mengatakan itu semua karena saya belum masuk di kategori pengecualian itu. saya sangat mengerti, saya hanya lah seekor mahasiswa bodoh yang merasa terlalu pintar, terlampau sombong. namun, saya masih juga belum mengerti konsep religiusitas yang sesungguhnya, yang hakiki. keimanan yang indah dan meliputi tidak hanya batin diri sendiri namun juga di lingkungan sekitar. lantas, apa itu sendiri juga arti Tuhan? sebenarnya saya takut mengemukakan ini, takut dicap kafir, takut dianggap munafik, takut dianggap musrik. tapi. . maksud saya seperti ini. seorang mengatakan Tuhan itu berada dimana-mana, karena keberadaan-Nya melingkupi seluruh sudut dunia yang Ia ciptakan. untuk ini, saya bertanya, apa ini bukan berarti penghinaan untuk Tuhan? sebab dengan mengatakan Tuhan tidak berada di mana mana sama dengan Tuhan ada di genangan air hujan, dan atau tempat tempat tak layak lain yang tak bisa saya sebutkan? masing-masing kita memiliki jawabannya, bukan begitu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tolong tinggalin pesan sebelum keluar ya? !^-^!